Ide John Lennon
Terinspirasi oleh “Skiffle Boom”, seorang mahasiswa di Quarry Bank School di Liverpool memutuskan untuk membentuk sebuah grup band pada tahun 1957. Siapa kira apa yang ia lakukan akan berbuah sangat fantastis. Dialah John Winston Lennon. John menamai band-nya “The Blackjack”. Tampaknya ia tidak puas dengan nama ini dan mengubahnya menjadi “The Quarry Men” pada Maret 1957. Selain John yang bernyanyi dan bermain gitar, ada Colin Hanton memainkan drum, Eric Griffiths pada gitar, Pete Shotton pada Keyboard, Rod Davis pada banjo, dan Bill Smith pada bass. Lalu kemudian posisi Bill segera digantikan oleh Ivan Vaughan. The Quarry Men awalnya adalah band rock, tapi tak berapa lama John terinspirasi oleh “Heartbreak Hotel” dan menjadi penggemar musik rock ‘n’ roll Amerika.
Main “Bongkar Pasang”, ke Hamburg, Hingga Rekaman
Pada tanggal 6 Juli 1957, Ivan Vaughan mengundang James Paul McCartney untuk melihat pertunjukan mereka di gereja The Woolton Parish. Saat itu Paul berusia lima belas tahun. Ivan lalu memperkenalkan Paul kepada John yang saat itu enam belas tahun. Dari perkenalan inilah sebuah pertemanan unik diantara mereka berawal.
The Quarry Men semakin “gembung” dengan masuknya Paul pada gitar dan vokal, John Lowe pada piano, dan George Harrison pada gitar dan vokal. Segera Eric Griffiths dan anggota lain pergi karena terlalu banyak anggota. Kelompok ini muncul di beberapa kontes bakat lokal dan beberapa pertunjukan. Pada Januari 1959, The Quarry Men tidak bermain lagi. Walaupun begitu John dan Paul terus berhubungan, sementara George telah bergabung dengan Les Stewart Quartet.
Memang inilah akhir The Quarry Men, tetapi dari sinilah perjalan keberuntungan mereka berawal. Les Stewart Quartet masuk di sebuah klub malam baru bernama “The Casbah”. Karena suatu permasalahan, George keluar dan mengajak pula kawannya Ken Brown. George kembali berhubungan dengan John dan Paul. Bersama Ken Brown mereka membentuk band lagi. Tapi tak lama Ken Brown keluar dari band karena mempermasalahkan honor. Dari Oktober 1959 sampai Januari 1960 John, Paul, dan George bertahan sebagai trio dengan Paul pada drum. Mereka menyebut diri mereka “Johnny & the Moondogs”.
Pada saat itu John terdaftar sebagai mahasiswa di Liverpool College of Art. Johny & the Moondogs sedang membutuhkan pemain bass, maka ia mengajak kedua kawan mahasiswanya untuk masuk band. Keduanya adalah Stuart Sutcliffe dan Rod Murray. Sayangnya, ternyata keduanya tidak mampu gitar. Namun, Stuart yang jago melukis, menjual salah satu lukisannya dan membeli gitar bass Hofner dan bergabung dengan grup di bulan Januari, 1960. Johny & the Moondogs lalu mengubah nama menjadi “The Silver Beetles”. The Silver Beatles sering berganti-ganti drummer, yang pertama masuk adalah Tommy Moore yang tur dengan mereka ke Skotlandia. Berikutnya adalah Norman Chapman tapi ia segera hengkang setelah hanya beberapa minggu bergabung. Akhirnya, George mengajak Pete Best, anak seorang pemilik sebuah klub bernama Mrs Mona Best, menjadi drummer kelompok.
Paul mengontak Pete dan menawarkan kursi drummer padanya dan ia mengambilnya. Lagi-lagi John mengubah nama band, tapi ini untuk terakhirkalinya. Dan lahirlah “The Beatles” sebelum perjalanan pertama mereka ke Hamburg pada Agustus 1960. Pada saat itu The Beatles bukanlah band yang terkenal di Liverpool dan dalam kebanyakan kasus dipandang rendah. Kenyataan bahwa di Liverpool telah begitu banyak tumbuh klub-klub, ditambah dengan persaingan antara lebih dari 300 band. Di Hamburg inilah mereka “menempa” diri. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka harus bermain berjam-jam lamanya dan “provokasi” oleh pemilik klub Bruno Koschimider untuk “membuat pertunjukan”. Band ini menjadi populer secara lokal, dengan tampil di sejumlah klub sampai mereka diusir keluar dari Jerman pada bulan November karena George Harrison masih di bawah umur. Beatles kembali ke Jerman pada awal tahun 1961 untuk rekaman lagu “My Bonnie” sebagai band pengiring bagi Tony Sheridan.
Pada saat itu, Pete Best dianggap sebagai simbol yang paling berpengaruh dalam band. Setelah pulang lagi ke Liverpool, Stuart Sutcliffe memutuskan keluar dan menetap di Hamburg menjadi seorang pelukis. Sekarang Paul mengambil alih posisi gitaris bass. John, Paul dan George menjadi trio gitar dan mereka berganti-ganti sebagai penyanyi dan kadang juga melakukan harmoni vokal antara John dan Paul atau bertiga dengan George. Pete Best bermain drum dan kadang-kadang menyanyi juga. Sebagai drumer ia telah mengembangkan suara drum khas yang disebut “The Atomic Beat” yang kemudian banyak ditiru oleh drumer-drumer band lain. Nama mereka semakin melambung di Liverpool. Sepanjang tahun 1961, Beatles bermain pada klub-klub di Inggris dan menjadi terkenal di kota asal mereka, Liverpool. Pada waktu itu mereka tampil dengan menyanyikan lagu-lagu dari penyanyi lain, sementara John Lennon dan Paul McCartney mulai menulis lagu bersama.
Bulan November 1961, Brian Epstein, manager dari North End Music Store di Liverpool tertarik dengan penampilan Beatles setelah melihat penampilan mereka di Cavern Club dan memutuskan untuk menjadi manager mereka serta berusaha mendapatkan kontrak rekaman. Pada tanggal 1 Januari 1962, Brian Epstein mengambil langkah pertama dengan mengikutkan The Beatles dalam audisi yang diadakan oleh Decca Records. Mereka gagal di Decca Record tetapi Epstien kemudian mencoba melobi ke Parlophone Records. Brian Epstein berhasil mendapatkan waktu untuk audisi dengan Parlophone, anak perusahaan EMI Records, dengan produser George Martin yang mengontrak Beatles pada tanggal 9 Mei 1962. Setelah melalui satu sesi rekaman, George Martin menyarankan agar drummer Pete Best diganti, dan Beatles mengusulkan Ringo Starr (Richard Starkey). Pada bulan Oktober 1962, single pertama Beatles, “Love Me Do” / “P.S. I Love You” berhasil menjadi hit Top 20 di Inggris, dengan diperkirakan Brian Epstein telah membeli 10.000 copy rekaman untuk memastikan Beatles akan dapat masuk tangga lagu. Beatles juga mulai tampil secara teratur di BBC, dan tampil lebih dari 50 kali antara tahun 1962 dan 1964.
Merajai Eropa dan “Menginvasi” Amerika
Pada bulan Februari 1963, Beatles kembali masuk studio untuk merekam 10 lagu (dalam satu hari) untuk album pertama mereka, Please Please Me yang dirilis beberapa bulan berikutnya. Dalam waktu singkat album ini berhasil menjadi hit, bertahan pada posisi pertama di tangga lagu selama 30 minggu. Beatles mulai memiliki banyak penggemar, terutama penggemar wanita dan merupakan awal dari Beatlemania. Mereka kemudian merilis album kedua, With the Beatles dan pada akhir tahun 1963, mereka telah berhasil menjual lebih dari 2,5 juta album di Inggris, serta serangkaian single mereka yang terjual jutaan copy. Pada tahun 1964, hak untuk merilis semua rekaman Beatles menjadi milik EMI/Capitol Records dan rekaman Beatles menjadi salah satu rekaman yang paling banyak dibajak sepanjang sejarah musik.
Pencapaian terbesar mereka tahun 1964 ketika mereka menaklukkan pasar rekor terbesar di dunia – Amerika. Segera saja The Beatles menjadi sangat-sangat terkenal. Pada bulan Januari 1964, Capitol Records merilis album Beatles di AS, Meet the Beatles. Album ini merupakan kompilasi lagu-lagu pilihan dari dua album sebelumnya yang rilis di Inggris.
Ketika The Beatles tiba di bandara London sekembalinya dari Swedia, Ed Sullivan melihat semua gadis berteriak-teriak, anak-anak bersorak, dan media mengambil gambar. Dia tahu bahwa mereka istimewa. Segera ia menggandeng mereka di acara TV-nya “The Ed Sullivan Show”, tak tanggung-tanggung, selama tiga minggu. Penampilan Beatles selama tiga minggu pada Ed Sullivan Show, Februari 1964 (disaksikan lebih dari 73 juta penonton). Sukses itu mengantarkan The Beatles ke layar lebar. Ya, mereka main film. Film berjudul A Hard Day’s Night dirilis pada bulan Juli 1964. Setelah rilis The Beatles menggelar tour pertama mereka di Amerika Serikat. Pada tahun 1965, Beatles tampil di film kedua mereka, berjudul Help!, dan juga diikuti dengan dirilisnya album soundtrack film tersebut.
Ketika Presiden John F. Kennedy tewas terbunuh oleh teroris, Amerika yang besar itu kalut dalam rasa sedih. Apalagi, Elvis Presley “sang raja” telah bergabung dengan tentara, Jerry Lee Lewis dan Chuck Berry diguncang skandal dan karir mereka terancam. Buddy Holly, The Big Bopper dan Ritchie Valens telah tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat. Amerika benar-banar “sedih” tapi segera saja The Beatles mengajak Amerika tersenyum kembali dan membawa kembali rock ‘n’ roll ke Amerika.
Pada tanggal 26 Oktober 1965, The Beatles dianugerahi gelar kebangsawanan MBE (Member of British Empire) oleh Ratu Elizabeth di Istana Buckingham, London. Tapi penganugerahan gelar kepada the beatles ini disambut protes dari sejumlah publik figur yang mendapat gelar sama, terutama dari kalangan militer dan pahlawan perang. Malah ada yang mengembalikan medali MBE ke istana sebagai bentuk protes.
Kontroversi The Beatles
Bekerja di dunia hiburan dan menjadi pujaan mendatangkan uang dan juga kelelahan bagi The Beatles. Mereka harus menjalani sesi rekaman, talk show, konser, dan mengisi acara di klub atau televisi. Tentu saja hal itu menguras tenaga mereka habis-habisan. Inilah yang memaksa mereka menggunakan doping. Namun tampaknya hal ini membuat mereka kebablasan dan ikut pula mengonsumsi narkotika. Ya, dibalik style mereka yang tampak rapi dan ramah, The Beatles juga terseret ke dunia narkotika. Terutama sekali John dan George yang bahkan sering harus berurusan dengan pihak berwajib karena masalah ini.
Pada akhir 1964 mereka diperkenalkan dengan ganja dan mulai bereksperimen dengan narkotika, seperti LSD yang mereka pertama kali diperkenalkan pada akhir 1965. Pengalaman The Beatles menggunakan narkotika pertama kali adalah ketika seseorang dengan diam-diam mencampurkan LSD pada minuman John dan George pada sebuah pesta makan malam di London. Meski sebelumnya para personil The Beatles sudah terbiasa minum pil doping dan mengisap ganja, tapi pengaruh LSD lebih gawat lagi. Malah, belakangan LSD jadi “konsumsi tetap” para personil The Beatles, dan membuat musik yang digarap jadi semakin dahsyat. Musik mereka menjadi lebih “psikedelik” daripada sebelumnya ketika mereka mulai menggarap album Revolver. Bahkan, pada tahun 1967, manajer mereka Brian Epstein meninggal karena overdosis.
Pada tahun 1966, The Beatles berada di bawah tekanan berat dari pers setelah John membuat pernyataan bahwa The Beatles lebih populer daripada Yesus. Pada tanggal 19 Agustus 1966 mereka menerima ancaman kematian di Memphis dan teror petasan selama pertunjukan. Konser-konser mereka pun sering kali diwarnai dengan kerusuhan. Salah satu contohnya pada 28 Agustus 1966 di Dodger Stadium, polisi LA terpaksa melakukan tindakan represif untuk memecah penonton yang membludak. Hal ini membuat sejumlah penonton wanita terluka dan puluhan orang terinjak-injak dalam kekacauan.
Masa-masa Tegang dan Bubarnya The Beatles
Selama dekade 60-an, The Beatles tidak hanya menjadi fenomena di dunia musik, mereka turut pula mempengaruhi gaya dan mode dekade ini. Mereka mengawali perubahan di industri rekaman, tentang royalti bagi seniman dan produser, merevolusi tur musik, dan memulai pembuatan video untuk musik yang sekarang kita kenal dengan “The Music Video”. Tapi setelah kematian Brian Epstein pada 27 Agustus 1967, semua hal mulai berubah bagi John, Paul, George dan Ringgo.
Rumor yang menyatakan Beatles akan bubar banyak bermunculan di media-media seiring dengan menghilangnya band tersebut dari depan publik. Sebenarnya, ketika menggelar konser live terakhir di Candlestisk Park di San Francisco pada tanggal 29 Agustus 1966, The Beatles juga mengumumkan bahwa mereka akan mengurangi penampilan secara live untuk lebih berkonsentrasi pada rekaman-rekaman mereka. Ditambah lagi dengan kematian Epstein, hal ini membuat Beatles sangat terguncang, namun mereka memutuskan untuk tidak mempekerjakan manager baru, dan mengambil alih kontrol terhadap karir mereka sendiri. Proyek pertama mereka tanpa bimbingan Brian Epstein adalah sebuah album dan acara spesial di BBC, Magical Mystery Tour, yang banyak mendapat kritik, dan kemungkinan menjadi awal keruntuhan Beatles. Pada tahun 1968, Beatles mendirikan label rekaman mereka sendiri, Apple, dan mulai merekam lagu-lagu untuk album terbaru mereka. Sesi rekaman ini dipenuhi dengan ketegangan, karena sering terjadi perselisihan diantara mereka.
Beberapa gesekan terjadi antara John dan Paul karena Paul berusaha untuk menjadi pemimpin setelah kematian Brian. Hubungan mereka masih “aman” pada saat ini meskipun Ringo sempat meninggalkan band untuk waktu yang singkat selama penyelesaian “The White Album” karena ia merasa ditinggalkan.
Setelah The White Album, mereka memulai proyek “Let It Be”. Idenya adalah untuk melihat The Beatles Jam. Pada akhirnya mereka mau mengadakan konser lagi dari beberapa tempat spektakuler. Ketegangan tinggi antara Paul dan George ketika The Beatles rekaman di Twickenham Studios Film. Suatu hari George berjalan keluar pada sesi rekaman setelah berselisih dengan Paul. Tapi George akhirnya bersedia kembali untuk menyelesaikan album tetapi John kemudian berkata, “Kami tidak bisa main bersama lagi, kita tidak bisa melakukannya”.
Bulan Mei 1968, perpecahan dalam tubuh The Beatles mulai senter. Masalah ini berkembang besar setelah John sering ngajak Yoko Ono, pacar barunya, untuk ikut dalam sesi rekaman The Beatles di studio Abbey Road. Padahal para personil The Beatles pernah sepakat untuk tidak mengajak pacar atau istrinya selama proses rekaman. Buntutnya masing-masing personil jadi males buat ikutan proses rekaman secara bersama, dan cuma datang untuk menyelesaikan bagiannya sendiri saja.
Bulan Mei 1968, The Beatles mengumumkan dibentuknya perusahaan bisnis milik mereka bernama Apple Corporation Ltd. Ide pembentukan perusahaan ini menurut para personil The Beatles adalah sebagai usaha untuk meredam berkembangnya paham komunisme ala barat. Pada tahun 1969, para personil The Beatles mulai melakukan kegiatan masing-masing dan nggak peduli lagi soal karir band. John sibuk dengan kegiatan aktivis perdamaiannya, Paul mulai bersolo karir, Ringo sibuk pengen jadi bintang film, George sibuk bikin musik bareng sahabatnya, Eric Clapton. Paul lagi-lagi menyatakan menjadi pemersatu The Beatles sebagai pimpinan. Tapi ide ini ditolak oleh tiga personil lainnya.
The Beatles memberikan penampilan terakhir kepada publik di atas gedung Apple pada tanggal 30 Januari 1969. Meskipun sudah sampai pada titik jenuh yang sangat, The Beatles memutuskan untuk bersama-sama membuat satu album terakhir berjudul “Abbey Road” yang nantinya menjadi rekor penjualan terbesar mereka dalam sejarah. Sejak dikeluarkannya album “Sgt. Pepper’s” hingga “Abbey Road”, masa-masa ini dianggap “tahun studio” The Beatles di mana mereka jarang berkumpul kecuali untuk merekam. Akhirnya album terakhir mereka “Let It Be” dirilis pada 8 Mei 1970 kurang dari sebulan setelah Paul mengumumkan kepada publik bahwa ia tidak lagi menjadi anggota The Beatles. Saat itulah The Beatles benar-benar pecah kongsi.
Pada tahun 1995, anggota Beatles yang masih hidup, turut berpartisipasi dalam film dokumenter tentang kehidupan mereka. Paul McCartney, Ringo Starr, dan George Harrison juga merilis dua rekaman demo John Lennon, “Free as a Bird” dan “Real Love”. Walaupun kualitas suaranya kurang baik, namun ketika album Beatles Anthology 1, 2, and 3 ketika dirilis mendapat sambutan baik, terjual lebih dari 15 juta copy dalam kurun waktu kurang dari setahun.
Pada akhirnya, The Beatles menjadi legenda sejati. Musik mereka masih diingat dan tetap didengar hingga kini. The Beatles ingin lebih dari sekedar “Be The Beatles”, mereka menginginkan kebahagiaan. Sebuah kebahagiaan yang pernah mereka miliki ketika mereka pertama kali menjadi sukses. Mereka selalu menjadi roll ‘n’ roll band terbesar dalam sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar